Back packer tanpa perencanaan akan membuat kita terkejut-kejut. Saya sendiri kadang juga susah meninggalkan kebiasaan kita bersama, kumaha engke wae atau bagaimana nanti saja. Kita lebih senang tanpa rencana dan tanpa jadual sehingga fleksibel dalam perjalanan. Tapi di Eropa kita tidak bisa kumaha engke wae karena hotel harus dibook jauh hari. Artinya mau tidak mau kita harus membuat rencana mau berapa lama stay di setiap kota.
Walaupun saya sudah membuat rencana, tapi masih ada juga yang kumaha engke wae. Salah satunya adalah moda pindah negara, apakah mau pakai kereta atau bus. Sejauh ini kumaha engke wae tersebut masih lancar-lancar saja. Saya memutuskan pakai kereta atau bus langsung on the spot di kota saat saya stay saja. Tapi sekarang saya kena batunya. Malam ini saya searching untuk melihat harga dan jadual kereta atau bus dari Berlin ke Amsterdam. Hasilnya membuat saya terkejut. Kejutan pertama harga tiket kereta mahal amat, 79 euro (1.303.000 rupiah) dan 89 euro (1.468.000 rupiah) dengan waktu tempuh enam jam. Oleh karena itu saya akan pilih bus saja. Harga tiket bus jauh lebih murah dibanding kereta karena hanya 37 euro (610.000 rupaih) dan 60 euro (990.000 rupiah. Saya tidak tahu kenapa ada dua macam harga karena itulah yang tertera di internet.
Kejutan kedua adalah jadual keberangkatan bus yang tersedia hanya jam 20 malam atau jam 5 pagi dengan waktu tempuh 10 jam. Ini sangat tidak sesuai dengan perkiraan saya yang ingin berangkat antara jam 10 pagi sampai jam 13 siang. Saya rencana leave Berlin tgl 21 Oktober dan sudah book penginapan di Amsterdam untuk 21 Oktober tersebut. Seharusnya saya sudah cek in di Amsterdam tgl 21 sore, tapi jam segitu saya masih di Berlin karena bus baru berangkat jam 20.
Kalau saya buat perencanaan detil sejak di Jakarta, saya tentu bisa mengatur cek in di amsterdam tgl 22 saja. Tgl 21 malam saya tidur di bus saja karena masih dalam perjalanan. Artinya saya bisa hemat biaya penginapan satu malam senilai 60 euro (990.000 rupiah).
Sebenarnya saya pernah terpikir ide ini, perjalanan malam dengan kereta atau bus untuk jarak kota yang jauh sehingga kita bisa menghemat biaya penginapan pada malam tersebut. Tapi waktu itu saya pikir bahwa itu adalah spekulasi sehingga saya ambil jalan aman yakni book hotel setiap malam karena saya tidak tahu jadual kereta dan bus. Waktu itu saya juga berpikir bahwa jadual kereta dan bus baru bisa kita ketahui setelah kita berada di Eropa. Ternyata saya salah. Di sini di Eropa saya tetap saja cek internet untuk lihat jadual. Karena via internet, tentu saja saya juga bisa melakukannya dari Jakarta sejak jauh-jauh hari.
Apa boleh buat, semua sudah telanjur. Tinggal jadi pengalaman saja. Tapi besok pagi-pagi saya mau coba ke ZOB, Zentraler Omnibus Bahnhoff Berlin, untuk cek langsung, barangkali ada jadual lain. Kebetulan lokasi ZOB dekat dengan tempat yang akan saya kunjungi juga yakni Charlottenburg Schloss atau istana Charlottenburg. Jadi masih ada untungnya juga.