Brussels adalah kota yang sangat heterogen dibanding sembilan kota/negara lain yang sudah saya kunjungi. Di mana-mana saya bertemu muslim yang ditandai dengan hijab bagi perempuannya dan sebagian laki-lakinya yang berpakaian gamis walaupun lebih banyak yang berpakaian biasa. Toko-toko halal banyak sekali. Penjual souvenir juga banyak yang muslim. Sopir taksi yang saya tumpangi dari terminal bus ke hostel juga muslim. Mungkin karena wajah Indonesia saya atau karena istri saya yang pakai hijab, para penjaga toko sering mengucapkan salam assalamu’alaikum ke saya.
Saya gak tahu, apakah karena merasa bersaudara atau kasihan kepada tampang saya, sopir taksi ngasih diskon harga tanpa diminta. Di argo tertera 23,20 euro (382.000 rupiah) tapi dia bilang ke saya cukup bayar 20 euro (330.000 rupiah) saja. Toko souvenir juga ngasih diskon. Tapi kalau yang ini karena memang saya nanya apakah bisa dikasih diskon. Jumlah belanja 87,50 euro (1.443.000 rupiah) dia diskon menjadi 80 euro (1.320.000 rupiah) saja. Tentu saja saya mengucapkan terima kasih banyak kepada keduanya.
Selain muslim, saya juga banyak bertemu orang-orang hitam turunan Afrika di Brussels ini, jauh lebih banyak dibanding Paris. Padahal Paris juga kota yang sangat heterogen.
Secara lihat sekilas, Brussels tidak sebersih dan seteratur Berlin, apalagi Wina. Saya cukup sering juga menemui pengemis dan pemulung. Saya lihat mereka mengorek-ngorek tong sampah. Tapi bicara tunawisma, sebenarnya di setiap kota ada tunawismanya, termasuk di Granada Spanyol, kota terindah menurut istri saya. Di Budapest dan Praha saya juga melihat tuna wisma yang tidur di emperan stasiun.
Selain anak kecil yg pipis, ikon Brussels yang terkenal adalah atomium sebuah monumen yg meniru struktur atom dan mini europe sebuah taman yang berisikan miniatur berbagai bangunan di semua negara Eropa. Sama seperti Madurodam yang merupakan taman miniatur Belanda. Tiket masuk mini europe saja adalah 14,5 euro (239.000 rupiah).
Selanjutnya bicara tentang transportasi. Sistem tiket di Brussels adalah berdasarkan trip atau one way seharga 2,10 euro (34.000 rupiah) dan one day seharga 16 euro (264.000 rupiah). Lebih mahal dibandingkan Amsterdam yang 7,5 euro (123.000 rupiah) untukone day.