1. Visa Korea

1. Visa Korea

Saya sudah berkali-kali menulis bahwa proses pengurusan visa membuat saya ill feel. Membaca syarat-syaratnya saja sudah membuat saya mules. Dimulai dari pengisian form yang njilimet sampai list dokumen-dokumen yang harus disiapkan. Semuanya betul-betul butuh energi dan kesabaran.

Seperti biasa setiap akan traveling maka sayapun mulai searching cara mengurus visa Korea. Secara form dan syarat-syaratnya maka visa Korea lebih mudah daripada visa Schengen misalnya.

Pengurusan visa Korea dilakukan di VFS di Lotte Kuningan. Saya menyiapkan semua syarat-syaratnya dengan target hanya sekali datang sudah komplit tanpa perlu datang lagi untuk syarat yang masih kurang. Tapi ternyata masih ada saja yang kurang.
Kebetulan traveling saya sekarang tidak hanya berdua istri saja seperti biasa. Kali ini kami mengajak Fathan anak bungsu yang sedang liburan semester.
Untuk pemohon visa berstatus mahasiswa tidak cukup hanya KTP saja tapi dimintakan juga surat keterangan kuliah dari PT. Karena dia di Bandung dan repot juga jika menunggu surat keterangan dulu maka saya hanya melampirkan Kartu Mahasiswanya saja.

Sebenarnya dalam logika saya apa perlunya kedubes meminta surat keterangan kuliah. Bahkan seandainya si mahasiswa itupun DO sekalian maka semua itu tidak ada hubungannya dengan visa. Bukankah orang tidak kuliah saja juga bisa mengurus visa.
Tapi logika saya tidak kompatibel dengan prosedur visa Korea. Petugasnya tetap minta surat keterangan kuliah itu. Saya juga menyadari percuma berdebat dengan dia karena dia hanya petugas yang menjalankan tugas sesuai SOP. Apalagi dia bukan orang kedubes tapi hanya karyawan VFS, perusahaan swasta yang ditunjuk kedubes untuk memproses syarat-syarat administrasi visa.
Dengan kesal dan menggerutu akhirnya saya mundur juga. Terpaksalah target saya untuk sekali datang tidak bisa. Terpaksalah saya harus balik lagi menyampaikan kekurangan persyaratan tadi.

Di kantor VFS ada standing banner yang menginfokan biaya visa. Ada pilihan ekspress, reguler dan grup. Biaya reguler adalah 856.000 sedangkan grup 378.000. Ini perbedaan biaya yang sangat besar karena biaya grup tidak sampai setengahnya dari biaya reguler. Apalagi saya apply untuk tiga orang sehingga penghematannya sangat signifikan.
Jadi sayapun bertanya ke petugas dan katanya memang demikian. Lalu saya tanya bagaimana caranya. Katanya coba tanya pada petugas travel biro yang sedang mengurus visa seraya menunjuk ke beberapa orang di sana.
Sayapun menuju ke sana dan ternyata memang ada beberapa orang petugas travel biro yang sedang mengurus visa. Ini saya ketahui dari tumpukan paspor di tangan mereka yang tentunya milik para peserta tour.
Saya dapat ide untuk titip pengurusan saja ke mereka dan mengasih tip atas bantuannya. Jika saya kasih 250.000 maka tetap saja saya dapat biaya visa lebih murah. Karena saya bertiga maka dia akan dapat tip 750.000. Dalam bayangan saya ini cukup worth it bagi mereka dan win win solution bagi kami.
Lalu sayapun mendekati salah seorang di antara mereka dan menanyakan tentang pengurusan visa grup ini. Saat saya tanya berapa biayanya dia minta 200.000. Saya tidak menawar lagi dan langsung setuju karena saya malah sudah niat mau ngasih tip 250.000.

Saya sudah senang saja dapat biaya visa lebih murah saat kemudian saya menyadari ada miskom. Saya kira saya saya akan membayar biaya resmi 378.000 sesuai harga grup. Tapi dia bilang tetap membayar 856.000 sesuai harga reguler. Ternyata harga grup itu bukan harga grup travel biro tapi harga khusus utk travel yg masuk list kedubes. Adapun seluruh biro travel yg ada maka semuanya tetap saja membayar 856.000.
Akhirnya kegembiraan sayapun ambyar. Ngapain juga saya minta bantu dia mengurus dengan biaya tambahan untuk dia 200.000 sementara saya tetap membayar visa 856.000. Jadilah akhirnya saya tetap mengurus sendiri.

Bersambung

 

 

No photo description available.

Artikel Terkait