4. Perjalanan Seoul Busan
Saya sudah cukup sering melakukan perjalanan antar kota yang agak jauh seperti Seoul Busan ini di berbagai negara baik dengan moda bus maupun kereta api di. Beda dengan naik pesawat maka yang namanya jalan darat ini sangat memberi kita impresi alam yang kita lewati.
Misalnya perjalanan darat dengan bus dari Berlin menuju Amsterdam memberikan impresi tanah pertanian yang luas dan banyak kincir angin pembangkit listrik tenaga angin.
Perjalanan naik kereta dari Osaka menuju Kaibara memberikan impresi alam hijau yang sangat eksotik di tanah Jepang. Sebaliknya perjalan dengan bus dari Podgorica di Montenegro menuju Tirana di Albania memberikan impresi hamparan warna coklat gunung-gunung batu di tanah Montenegro.
Perjalanan dengan bus dari Beograd di Serbia menuju Sarajevo di Bosnia Herzegovina memberikan sensasi putih warna salju di sepanjang perjalanan. Nyaris semua yang tampak di sekeliling hanyalah warna putih hamparan salju dari dataran rendah sampai ke puncak-puncak bukit dan gunung.
Belum lagi perjalanan darat dari Dubai ke Abu Dhabi, dari Tokyo ke Sapporo, dari Beijing ke Shanghai, dari Budapest ke Wina, dari Zurich ke Zagreb, dari Praha ke Berlin, dari New York ke Chicago, dari Los Angeles ke San Francisco dan bahkan yang dekat-dekat yakni dari Singapura ke Kuala Lumpur dan dari Kuala Lumpur ke Hatyai di wilayah Thailand, semua memberikan impresi yang berbeda-beda.
Sekarang dalam perjalanan kereta dari Seoul ke Busan maka saya menemukan impresi lain lagi. Pertama adalah lahan pertanian dengan dominan warna coklat. Mungkin karena sekarang sedang winter maka tidak tampak ada tanaman sama sekali.
Begitu melihat lahan pertanian dengan hamparan tanah berwarna coklat maka secara tidak sengaja saya langsung membandingkan dengan lahan pertanian yang saya lihat dalam perjalanan darat juga dari Berlin ke Amsterdam. Di sana juga hamparan tanah berwarna coklat namun luas sekali. Seolah-olah lahan itu terhampar sampai ke kaki langit.
Adapun lahan pertanian di Korea ini sangat kecil. Lahan-lahan tersebut saya perkirakan hanya seluas 1-2 ha saja masing-masingnya. Lahan tersebut dilengkapi dengan tutup plastik untuk pembenihan tanaman seperti yang saya lihat di Jepang.
Yang menarik adalah banyaknya panel-panel surya di sepanjang perjalanan. Kelihatannya itu adalah bangunan khusus yang seluruh atapnya ditutupi oleh panel surya.
Lalu hal lain yang tidak biasa adalah begitu banyaknya terowongan sepanjang jalur kereta Seoul Busan ini. Tiap sebentar kereta selalu masuk terowongan. Saya tidak menghitung jumlahnya tapi pasti dalam jumlah puluhan. Mungkin karena daerah Korea ini banyak perbukitan.
Kereta KTX sendiri adalah kereta cepat antar kota. Tapi kelihatannya bukan sejenis kereta cepat seperti Shinkansen. Harga tiket sekitar 800rb rupiah. Perjalanan ditempuh sekitar 3 jam. Awalnya penumpang cukup banyak sampai sekitar 75% kapasitas gerbong. Tapi semakin dekat ke Busan maka penumpang semakin berkurang karena banyak yang turun sepanjang perjalanan. Memang yang naik ada juga namun kalah jauh dari yang turun. Mendekati Busan penumpang di gerbong paling tinggal 10% saja.
Kami sampai di stasiun Busan sekitar jam 13an. Begitu turun dari kereta dan masuk ke hall utama stasiun maka terlihatlah stasiun Busan yang besar dan bersih, sama dengan stasiun Seoul.
Kami belum makan dari pagi karena begitu pesawat landing jam 6 pagi maka kami langsung mencari kereta bandara yang ke stasiun Seoul dan dari sana langsung ke Busan. Jadi saya coba searching apakah ada makanan halal di sekitar sini. Tetapi ternyata tidak ada sehingga kami putuskan untuk langsung ke hotel saja. Setelah itu barulah mencari makan di sana.
Hotel Griffin Bay tempat kami menginap hanya sekitar 3 km saja dari stasiun. Sebenarnya kami ingin naik taksi saja ke sana. Tapi kami ada tiga orang dengan bawaan 3 koper besar bagasi dan 3 koper kecil kabin. Sudah pasti semua tidak akan muat ke dalam taksi. Jadi mau tidak mau terpaksa naik kereta metro.
Kami perlu berjalan sekitar 300an meter menuju stasiun Metro. Dari sana ambil line 1 menuju Nampo. Kamipun masuk ke platform Metro setelah membeli tiket seharga 1.550 Won dari vending machine. Sesampainya di Nampo maka masih perlu jalan kaki lagi sekitar 300an meter untuk sampai di hotel.
Bersambung