2. Cruise Bosphorus

 

Backpacker turki, 17 april – 2 mei 2019
2. Apakah yg bisa diceritakan dari istanbul? Yang pertama tentu saja destinasi2 mainstream yg memang sudah menjadi ikon istanbul. Tapi sebelum kita mulai dg yg mainstream ini saya ingin mengatakan bahwa kota istanbul ini memang sangat eksotik. Secara geografis dia terletak di dua benua yakni asia dan eropa dg bentang alam yg berbukit2. Suasana eksotis tercipta dari kota yg menghampar di perbukitan dan tiga lautan sebagai panoramanya yakni laut marmara, teluk istanbul dan selat bosphorus.
Suasana eksotis ini dapat dinikmati dari sisi daratan eropa saat kita memandang selat bosphorus dg daratan asia di seberangnya atau sebaliknya jika kita di bagian asia. Pemandangan kota di perbukitan di seberang selat, kapal2 yang menyusuri selat dan jembatan gantung yg melintasi selat bosphorus sungguh begitu eksotisnya. Sesaat saya jadi ingat pemandangan kota granada saat dilihat dari ketinggian istana al hambra namun tanpa panorama laut.
Tentu saja menyusuri selat bosphorus dg cruise adalah menu wajib mainstream. Saya sudah mencoba naik cruise di beberapa kota dunia yg memiliki sungai besar seperti chao praya di bangkok, sungai seine di paris dan danube river di budapest. Semuanya eksotik dan semuanya memberikan sensasi yg berbeda2. Tapi utk istanbul adalah lain sekali karena ini bukan sungai tapi laut sempit yg disebut selat bosphorus. Selat ini menghubungkan laut hitam dg laut marmara yg selanjutnya terhubung ke laut tengah. Dari sini kapal bisa lanjut ke samudra atlantik melalui selat gibraltar atau terus ke samudra hindia melalui terusan suez.
Rute cruise ini adalah dari jembatan bosphorus atau sekarang disebut jembatan pahlawan 15 juli sampai ke jembatan sultan muhammad al fatih dan balik lagi ke tempat semula. Total perjalanan pulang pergi adalah sekitar 1,5 jam.
Cruise terus menyusuri selat bosphorus dg benua eropa di samping kiri dan benua asia di samping kanan. Di sisi benua eropa terlihatlah bekas benteng konstantinopel yg termasyhur itu dan di sisi asia terlihat masjid sulaiman yg berdiri mencolok di puncak sebuah bukit.
Burung2 camar terbang mengikuti dan mengitari cruise kami. Sesekali burung tsb hinggap di air dan kemudian terbang lagi melayang. Sesekali ada cruise lain yg kami lewati maupun yg berpapasan dg kami.
Suhu di musim semi masih cukup dingin apalagi di sore hari dan senja menjelang malam. Dinginnya terasa sangat menggigit. Jadi saya selang seling saja menikmati pelayaran dg cruise ini antara geladak atas tanpa dinding dan sisi cruise di haluan, buritan dan sisi kiri kanan. Jika sdh terasa sangat dingin maka saya masuk ke geladak lantai 1 berupa ruang tertutup yg ada pemanasnya sehingga terasa hangat di dalam. Nanti jika badan sudah hangat maka saya keluar lagi menikmati selat bosphorus.

 

Artikel Terkait