Backpacker turki, 17 april – 2 mei 2019
3. Banyak sekali spot2 wajib yg harus dikunjungi di istanbul dan menurut saya puncak semua kewajiban itu adalah hagia sophia dan istana topkapi. Hagia sophia adalah bekas gereja kristen ortodox di zaman keemasan kerajaan bizantium di kota konstantinopel yg kemudian berubah menjadi masjid saat konstantinopel dibebaskan oleh sultan muhammad al fatih. Kemudian berubah lagi menjadi musium di zaman kemal attaturk dan masih tetap menjadi musim saat ini. Untuk ibadah sholat maka di seberang hagia sophia ada berdiri kokoh sebuah masjid yg disebut blue mosque dg arsitektural yg agak mirip hagia sophia yakni bangunan menyerupai kotak dg kubah setengah lingkaran di atasnya.
Istana topkapi yg saya lihat tidak mirip dg istana. Apalagi jika kita membandingkan dg istana versailles di perancis, istana sansoucci di potsdam jerman ataupun istana kekaisaran austro hongaria di wina. Secara struktural sipil bangunan maka istana topkapi lebih mirip istana alhambra. Yg dominan adalah bangunan dinding yg dibangun dari susuna batu ekspose. Jadi lebih terkesan sebagai benteng dibanding istana. Apalagi kita tdk melihat ruang2an istana seperti kamar tidur, ruang makan dan lain2. Beda sekali dg istana versailles di mana kita dapat menyusuri seluruh ruang2 istana lengkap dg mebeler, perabotan, hiasan, lukisan dan lain2.
Bicara istana ini saya jadi ingat juga dg istana kaisar jepang di tokyo maupun kyoto. Untuk istana di jepang ini kita lebih disuguhi dengan pemandangan tamannya daripada istananya.
Atau mungkin kita terpengaruhi konsep istana dalam cerita2 dongeng hans christian andersen dan istana cinderella saat kita kecil dulu. Jika bayangan kita tentang istana adalah seperti itu maka istana versailles adalah gambaran nyatanya.
Di antara hagia sophia dan blue mosque ada semacam alun2. Saat kami selesai sholat jamar qoshor zuhur dan ashar di blue mosque ternyata jalan ditutup sehingga kami tidak bisa keluar. Ada semacam koridor yg dibuat dg terpal. Kemudian lewatlah rombongan mobil patroli polisi dan patroli motor. Dalam hati saya bertanya2, apakah ada kunjungan pejabat penting atau apa. Kalau ada pejabat, kenapa bukan lewat di jalan biasa, kenapa dibuat koridor khusus?
Tidak butuh lama menjawab pertanyaan saya. Tiba2 wuuussss, serombongan sepeda balap lewat silih berganti. Oh ternyata ada kegiatan balap sepeda. Saya yg sedang berdiri persis di sebuah tikungan tajampun berhenti melihat para pembalap yg lewat susul menyusul. Tiba2 gubrak, seorang pembalap jatuh dan karena jatuhnya pas di tikungan maka 3 sampai 5 orang pembalap lainpun saling tabran dan turut jatuh juga.
Kejadian ini cukup mendebarkan juga krn dua orang tdk bisa berdiri dan tidak melanjutkan balapan. Mereka langsung beringsut ke pinggir dan pembalap2 lain tetap lewat sampai peserta terakhir. Setelah itu sayapun melanjutkan perjalan. Lama kemudian atau sekitar 15 menit kemudian saya baru menyadari keteledoran besar yg saya buat. Kenapa waktu itu saya tidak memotret saat pembalap berjatuhan tadi. Padahal itukan momen yg sangat menarik. Berarti naluri jurnalistik saya rendah sekali. Masa membiarkan sebuah momen langka berlalu begitu saja.
Kami makan siang di sebuah restoran malaysia. Bagi saya tentu lebih baik makan nasi masakan melayu daripada makan kebab. Bagi saya juga makan kebab enaknya hanya gigitan pertama saja, setelah itu yg ada hanyalah eneg.
Tujuan kami berikutnya adalah taman gulhane yg lokasinya masih di sekitar istana topkapi dan hagia sophia. Di sini bunga2 tulip sedang bermekaran. Ternyata memang bunga2 tulip itu cantik sekali. Bunganyapun berwarna warni dari merah, putih, kuning, biru, ungu dan hitam. Benar2 cantik.
Di taman gulhane ini ada sebuah musium sain dan teknologi dalam islam. Kami sempat masuk dan melihat berbagai display tentang saintek seperti astronomi, kimia, kedokteran, optik dan lain2.