Saya pernah menulis bahwa mengurus visa ke negara manapun membuat saya mules. Rangkaian persyaratan yg njelimet membuat saya illfeel. Apalagi mengurus visa America yg sudah terkenal sangat sulit. Oleh karena itu saya iri dg warga Malaysia yg bisa ke mana saja ke hampir seluruh negara di dunia tanpa dipusingkan urusan visa. Mereka dapat fasilitas visa on arrival di mana saja. Begitu juga warga Singapura dan Jepang. Mereka adalah dua besar negara yg bebas visa ke mana2.
Kalau kita searching dan membaca kisah2 orang mengurus visa Amerika maka semuanya bicara tentang sulitnya dapat visa. Begitu juga tutorial2 pengurusan visa di youtube, semuanya benar2 membuat kita senewen. Namun mau tidak mau semua harus dihadapi dan dijalani.
Seperti biasa pengurusan dimulai dari melengkapi semua persyaratan. Kemudian menunggu proses yg sangat menentukan dan ditakuti oleh semua orang yakni wawancara visa. Banyak sekali cerita2 yg membuat kita stress dg proses wawancara ini.
Singkat cerita akhirnya saya mengikuti juga sesi wawancara di kedubes Amerika di Jl. Medan Merdeka Selatan. Saat antri wawancara itulah saya mengetahui adanya form merah, kuning dan putih yg diberikan oleh pewawancara. Merah artinya ditolak mentah2, kuning prosesnya ditunda dan putih diterima.
Saya menyaksikan ada orang baru dapat satu pertanyaan saja lalu langsung dikasih form merah. Tanpa penjelasan apapun dan tidak pula bisa ditanya apa alasannya pokoknya dapat form merah atau ditolak mentah2.
Hal kedua yg mengejutkan saya adalah proses wawancara. Namanya wawancara maka saya kira dilalukan selayaknya wawancara yakni duduk berhadap2an di sebuah meja. Tapi ini ternyata bukan. Yang disebut wawancara itu adalah kita berdiri di depan loket dan di balik loket itu ada petugas yang menanyakan kita dari balik kaca. Itu juga bukan wawancara krn yg ditanyakan adalah apa2 yg sdh ditulis di form aplikasi visa Amerika. Saya hanya ditanya mau ke mana, dg siapa dan apa pekerjaan saya. Saya jawab dg sebenarnya dan tentu saja sesuai dg form aplikasi visa. Wawancara hanya berlangsung 2-3 menit dan sayapun disodori form kuning.
Tidak bisa berbuat lain maka sayapun mundur teratur. Di luar kami konsultasi dg biro tur yg mengarrange traveling ini. Ada peserta yang langsung dapat putih, ada yg kuning dan ada yg merah juga. Yg dapat putih jelas lega sekali. Yg dapat kuning katanya akan ada email datang 2 pekan lagi dan biasanya akan lolos juga. Yg dapat merah mau ngomong apa lagi. Tidak ada lagi yg bisa dilakukan.
Setelah dua pekan saya masih belum dapat email dari Kedubes. Lalu saya ambil inisiatif utk kirim email menanyakan. Ternyata email saya dibalas dan saya diminta melengkapi data2 tambahan. Saya diminta menulis lengkap data perjalanan 5 tahun terakhir. Cukup repot juga karena mungkin ada 20-30 perjalanan. Ini terjadi krn sekali traveling saya bisa mengunjungi 10 negara. Lalu ada juga negara yg dikunjungi berkali2 sehingga cap imigrasi di paspor cukup banyak juga. Semua cap itu saya pelototi satu per satu utk melihat tgl masuk dan keluar sebuah negara. Tapi alhamdulillah akhirnya happy ending juga. Visa Amerika saya keluar juga. Lalu disusul dg visa Canada yg juga keluar kemudian.
Traveling Amerika Canada kali ini dilakukan secara hibrid yakni kombinasi paket tur dengan traveling mandiri secara backpacker. Sepuluh hari pertama kami mengikuti rombongan tur dg mengunjungi east coast Amerika dan Canada. Itinerary meliputi New York, Washington, Niagara, Toronto, Montreal, Boston dan kembali ke New York.
Dua puluh hari kedua adalah traveling mandiri yang tentu saja dilakukan secara backpacker. Rencananya melanjutkan eksplorasi east coast yang belum dikunjungi rombongan dan dilanjutkan menuju west coast dengan melawati tengah Amerika. Itinerarynya masih tentatif dg destinasi Philadelphia, Phoenix, Flagstaff, Las Vegas, Los Angeles dan berakhir di San Fransisco.
Karena ikut rombongan maka pembelian tiket tentu saja dilakukan oleh biro tur. Di awal saya sudah menyampaikan ke biro tur bahwa kami akan extent selama 20 hari. Jika rombongan pulang tanggal 6 Nov maka kami akan pulang tanggap 26 Nov. Berarti total satu bulan penuh traveling.
Saya minta agar tiket kepulangan kami diubah dari 6 Nov menjadi 26 Nov. Karena tiket sdh dipesan secara paket pulang pergi maka saya mengira perubahan jadual kepulangan adalah hal yang biasa saja tanpa ada tambahan biaya lagi. Jikapun harus membayar maka paling juga biaya administrasi saja. Saya pikir paling juga menambah satu dua juta saja. Maksimal tiga juta juga masih bisa diterima walau sebenarnya terlalu mahal juga krn itu berarti ada tambahan 20% dari harga tiket.
Saya dari awal sudah menanyakan ke biro tur berapa tambahan biaya tsb namun mereka juga tdk bisa menjawab. Sebenarnya mereka juga sudah menanyakan ke agen maskapai namun jawabannya adalah menunggu invoice dulu.
Jawaban baru muncul kemudian sekitar sepekan sebelum keberangkatan. Katanya ada tambahan biaya hampir 10jt per orang. Karena saya berdua dengan istri maka berarti menambah hampir 20jt jadinya.
Tentu saja saya kaget sekali. Kalau 10jt per orang maka ini namanya bukan menambah tapi sama dengan membeli tiket baru. Bahkan lebih mahal lagi dari membeli tiket baru karena saya cek di web harga tiket pulang hanya 8,5jt.
Biro tur sudah mencoba menyampaikan hal ini ke agen maskapai namun keputusannya sudah final. Kata agennya itu keputusan dari maskapai langsung. Mereka juga tdk bisa apa2 lagi.
Saya kesal juga kepada maskapai sehingga saya memutuskan akan membeli tiket pulang sendiri. Ternyata ini ada blessing in disguisenya. Bukankah saya akan ke west coast. Bukankah akan repot dan mahal kalau saya balik lagi ke New York. Maka saya coba cek tiket kepulangan dari San Fransisco saja. Olala, saya kaget dan senang. Pulang dari San Fransisco justru lebih murah dibanding dari New York. Tiket termurah New York – Jakarta adalah 8,5jt sedangkan San Fransisco – Jakarta adalah 7,5jt. Akhirnya saya putuskan pulang dari San Fransisco dan langsung order tiket saat itu juga melalui web maskapai. Benar bahwa tiket pulang New York – Jakarta kami jadi hangus. Tapi tetap lebih worth it hangus daripada bayar tambahan hampir 10jt per orang. Padahal dari San Fransisco hanya 7,5jt saja.