2. Amerika memang beda dengan Eropa

Akhirnya saya harus mengakui juga bahwa Amerika beda sekali dengan Eropa. Semua bayangan saya tentang traveling Amerika jadi buyar tanpa sisa. Semua perencanaan mulai dari plan A, plan B sampai plan C tidak ada yg bisa dipakai sama sekali. Sekarang saya kembali ke titik nol dan harus membuat plan baru yang sangat berbeda. 

Awalnya saya mengira traveling Amerika ini dapat saya lakukan dengan cara yang sama dengan backpacker Eropa. Saya akan menyusuri satu kota demi satu kota dan satu negara demi satu negara dengan bus atau kereta.

Saya cukup membuat itinerary kota2 dan negara2 yang akan dikunjungi dan memperkirakan berapa lama akan stay di setiap kota. Lalu mulai searching kira2 akan menginap di mana di kota2 tersebut. Setelah itu tinggal berangkat saja karena tiket bus atau kereta akan dipesan saat di Eropa nanti. Biasanya saya akan memesan satu hari sebelum pindah ke kota berikutnya.

Saya sudah melakukan hal yang sama untuk traveling Amerika ini. Bahkan dalam menyusun itinerary saya konsultasi dulu dengan beberapa orang yang sudah biasa dengan Amerika. Waktu itu sudah mulai ada suara2 yang mengatakan bahwa traveling di Amerika hanya bisa dilakukan dengan sewa mobil dan driving sendiri. Tapi saya masih yakin bisa pakai transportasi publik bus dan kereta. Menurut saya tidak mungkin tidak ada bus dan kereta di Amerika.

Saat sudah sampai di Amerika maka suara2 yang mengatakan perlu sewa mobil dan menyetir sendiri semakin keras gaungnya. Dan celakanya semua orang seolah2 sepakat bahwa ini hanya satu2nya cara. Tidak ada seorangpun yang memberikan dissenting opinion yakni traveling dengan bus dan kereta.

Saat itu keyakinan saya mulai goyah karena plan B traveling menggunakan USA Railway Pass juga tidak bisa dieksekusi. Namun masih ada harapan dengan plan C yakni pakai Flixbus karena ada info ada Flixbus di Amerika dan saya sudah familiar dg Flixbus. Tapi hari ini akhirnya saya harus mengakui bahwa harapan itu sudah tidak ada lagi.

Ceritanya hari ini rombongan balik ke Indonesia. Saya tetap stay di New York dengan pindah ke penginapan di daerah Corona, Queens, New York. Ini adalah rumah yang kamar2nya disewakan dan dapat ditemukan di Airbnb.

Saya sudah bebas dari ketat dan melelahkannya itinerary dari travel biro sampai2 tidak ada waktu dan energi lagi memikirkan traveling kami selanjutnya. Sekarang saya mulai bisa konsen memikirkan apa yang akan kami lakukan untuk next 20 hari ke depan.

Saya bertanya pada pemilik rumah tentang rencana saya ke Chicago dan seterusnya ke kota2 lainnya memakai bus atau kereta. Jawabnya tetap sama dengan semua orang yakni sewa mobil atau naik pesawat. Kali ini jawabannya lebih telak lagi yakni tidak mungkin pakai bus atau kereta. Katanya bisa habis waktu dua hari dengan biaya yang tidak jauh berbeda dengan tiket pesawat.

Keyakinan saya semakin hilang setelah saya mencoba searching Flixbus rute New York – Chicago. Yang muncul adalah not available. Lalu saya coba Greyhound Bus. Memang ada bus ke Chicago tapi mustahil untuk dilakukan karena hasilnya adalah:
1. Berangkat dari New York jam 14.25.
2. Tiba di Newark jam 14.55, pindah bus, menunggu 2 jam, berangkat jam 17.05
3. Tiba di Harrisburg jam 20.00, menunggu 35 menit, berangkat jam 20.35
4. Tiba di Pittsburgh jam 00.10, menunggu 1 jam, berangkat jam 01.15
5. Tiba di Cleveland jam 03.40, pindah bus, menunggu 40 menit, berangkat jam 04.20
6. Tiba di Howe Porter jam 08.25, menunggu 20 menit, berangkat jam 08.45
7. Sampai di Chicago jam 10.30
Total 21 jam. Harga tiket USD 128 atau hampir 2.000.000. Tentu saja ini sesuatu yg tidak layak untuk dilakukan.

Dengan hasil di atas maka yakinlah saya bahwa perjalanan di Amerika ini sangat berbeda dengan Eropa. Saya harus mengubah total rencana dan itinerary. Perlu duduk dengan tenang, memikirkan dan melakukan simulasi perjalanan yang akan dilakukan. Yang jelas rencana mengunjungi berbagai kota satu demi satu dari east coast sampai west coast sudah tidak mungkin lagi dilakukan.

 

Perumahan di area Queens, New York

Artikel Terkait