Hari sabtu, tiga hari sebelum hari keberangkatan, tiba2 saya menyadari adanya sebuah kesalahan fatal. Apa pasal? Saya apply visa jepang pakai e paspor. Bahasa pasaran yg dipahami oleh orang ramai tentang e paspor adalah bebas visa ke jepang. Padahal yg sebenarnya bukanlah bebas visa, tapi kita bisa mendapatkan visa yg berlaku selama tiga tahun.
Demikianlah, maka sayapun mendapatkan visa jepang yg disebut visa waiver di e paspor saya yg berlaku selama 3 tahun tsb. Hal yg saya ingat tentang visa e paspor ini hanyalah satu hal saja yakni saya bebas kapanpun ke jepang tanpa direpotkan urusan visa lagi.
Ingatan yg hanya satu ini sajalah yg mengundang malapetaka. Padahal ada hal lain yg seharusnya saya ingat juga yakni masa kunjungan. Visa waiver hanya memberikan durasi 15 hari utk satu kunjungan. Dan cilakanya, justru hal penting inilah yg tdk ada dalam pikiran saya sama sekali. Dalam pikiran saya hanya bebas ke jepang kapanpun.
Saya sudah cerita dalam posting berita backpacker jepang bahwa saya rencana extent setelah rombongan pulang. Saya telah merancang itinerary keliling jepang mulai dari sapppor di utara sampai ke hiroshima di selatan. Saya sdh memasukkan kota2 sapporo, nagoya, kyoto, nara, hiroshima dan osaka sebagai destinasi kunjungan. Saya selipkan juga planning menginap di kominka di nagano atau desa di hogyo sebagai salah satu destinasi non mainstream. Itu karena saya ingin sekali merasakan sensasi hidup di desa jepang.
Jadilah waktu menyusun itinerary itu saya tdk mempertimbangkan masa berlaku visa sama sekali. Pokoknya buat saja sesuka hati sehingga muncullah 10 hari masa extent. Ditambah dg 6 hari bersama rombongan maka total saya stay di jepang selama 16 hari.
Setalah fix dg itinnerary extent tsb maka sayapun langsung apply tiket kepulangan dari osaka. Selanjutnya selama 1-2 pekan berikutnya sayapun tenang2 saja, tdk menyadari bahwa saya sdh overstay. Barulah setelah sekitar 1-2 pekan menjelang keberangkatan saya menyadari ini. Saya melihat di visa waiver ada aturan 15 hari izin tinggal.
Sesaat saya sempat panik. Tapi kemudian dg hati2 saya hitung ulang lagi. Saya cek in pertama di tokyo tgl 20 dan cek out terakhir di osaka tgl 6 maret. Kalau dihitung maka ini adalah 15 hari, bukan 16 hari. Jadi paslah dg masa berlaku visa. Sayapun tenang kembali.
Nah, kembali ke awal tulisan ini, saya tiba2 panik lagi tiga hari menjelang keberangkatan. Apa masalahnya? Walau saya cek in di tokyo tgl 20, tapi bukankah saya sampai di jepang tgl 19. Jadi cap imigrasi di paspor tentulah tgl 19 bukan 20. Nah, tgl 19 feb sampai 6 maret bukan lagi 15 hari, tapi 16 hari.
Wadduh, saya panik krn skrg hari sabtu. Mau datang ke kedubes jepang, mereka libur. Tentu saja harus menunggu senin utk bisa ke sana, padahal selasa dinihari saya sdh akan berangkat.
Krn tdk ada yg bisa dilakukan, maka sayapun searching di google, apa risikonya jika kita overstay satu hari di jepang. Hasil searching malah membuat saya kecut. Intinya overstay satu hari bukanlah peristiwa sederhana krn itu pelanggaran uu imigrasi. Risikonya bisa ditahan dan selanjutnya dilarang masuk jepang lagi.
Masuk penjara mungkin tidaklah. Masa hanya overstay satu hari sampai harus ditahan. Tapi masuk black list dan dilarang masuk jepang lagi tentu saja sangat mungkin. Apalagi kita kenal reputasi bangsa jepang yg terkenal sangat taat aturan. Tidak mungkinlah petugas imigrasi meloloskan saya saat keluar nanti saat dia lihat saya melebihi masa tinggal.
Bersambung