12.  Lebih Mahal Lebih Bagus?

Kali ini masih cerita soal apartemen di Budapest. Awalnya saya booking hanya dua malam saja yakni tanggal 12 dan 13 Oktober. Tanpa peduli kondisi dan lokasinya, saya book kamar yang paling murah yakni 35 euro (577.000 rupiah). Soalnya tidak ada lagi yang lebih murah dari harga itu di seantero Budapest. Namanya paling murah saya sudah menyiapkan mental akan mendapatkan kondisi kamar yang ……………………. ya gitu deh. Saya juga berulang-ulang mengingatkan istri jangan sampai kaget dapat kamar yang ………………. ya gitu deh. Soalnya waktu ke Singapura pertama kali, istri kayaknya kaget banget dg kondisi kamar yg super sempit. Ibaratnya begitu buka pintu langsung kepentok tempat tidur.

Kembali ke topik booking, ternyata jadual saya di Finlandia lebih cepat satu hari sehingga kedatangan di Budapest lebih cepat satu hari menjadi tanggal 11 Okt. Oleh karena itu saya langsung menambah booking untuk tanggal 11. Celakanya (eh, gak boleh ngomong celaka ya, itu namanya pikiran negatif kata para motivator), unfortunately kamar yang 35 euro (577.000 rupiah) sudah dibooking orang untuk tanggal 11. Terpaksalah saya book kamar the cheapest no 2 yakni 49 euro (808.000 rupiah). Inilah kamar yang a little bit scary yang saya ceritakan pada kisah pertama di buku.

Kami hanya semalam saja di kamar a little bit scary tersebut dan tanggal 12 pindah ke kamar yang 35 euro (577.000 rupiah). Dengan harga segitu saya berharap dapat kamar yang kecil saja.

Saya kembali dapat kejutan saat masuk ke kamar 35 euro. Sekarang kejutannya sangat menyenangkan. Gedungnya masih agak kuno walau tidak sekuno yang 49 euro, tapi interior dalamnya sudah modern. Ukurannya tipe apartemen studio, tapi tipe luas, mungkin 60m2. Fasilitas lengkap sekali, ada mesin cuci, kulkas, micro wave, kompor listrik, pemanas air, penghangat ruangan, meja setrika, sofa. Pokoknya luar biasa nyaman dan jauh sekali di atas ekspektasi saya. Tadinya ekspektasi saya adalah bench mark dengan Singapura. Di Singapura dengan harga yang lebih mahal hanya dapat kamar ukuran 2×2,5. Jadi bayangkan betapa excitingnya saya dapat kamar semewah Budapest ini. Padahal itu adalah kamar termurah di seantero Budapest yang ada di booking.com.

Lesson learned.

1. Lebih baik siap dg the worst dari pada ekspektasi tinggi, tapi lalu kecewa.

2. Surprise dengan kejutan menyenangkan tentu saja sangat menyenangkan.

3. Hidup ini bisa saja ironis. Saya bayar mahal 49 euro (808.000 rupiah), yg didapatkan adalah kamar yg a little bit scary atau malah so sacry. Boro-boro nyaman, tidur saja tidak nyenyak. Sebaliknya saya bayar murah 35 euro (577.000 rupiah), malah dapat kamar yg very very very comfortable.

  1. Baik dan bagus di mata seseorang belum tentu baik dan bagus di mata orang lain. Bagi pengelola apartemen Palace Quarter Apartments yang saya tempati, kamar 49 euro adalah lebih baik dan tentu saja lebih nyaman daripada kamar 35 euro sehingga harganya dipatok lebih mahal.

    Tapi bagi saya kamar 49 euro sangat tidak baik dan sangat tidak nyaman. Justru kamar 35 eurolah yang lebih baik, lebih nyaman dan very very very comfortable buat saya.

Artikel Terkait