14. Lagi-lagi Mencuci

Setelah kisah mesin drier di Apartemen Vorenom Helsinki, sekarang saya mau cerita kisah mesin cuci di Quarter Palace Apartment di Budapest, itu loh apartemen yang a little bit scary itu, yang harganya 49 euro. Kami sampai di apartemen hampir jam 23malam. Pakaian kotor dari Helsinki sudah menumpuk lagi termasuk yang dipakai hari ini. Jadi begitu melihat ada mesin cuci di dapur (mesin cucuinya memang di dapur, di sebelah kompor listrik), langkah pertama saya adalah mencuci.

Mesin cucinya hampir sama dengan yang di rumah saya, bukaan depan. Jadi seharusnya gak ada masalah dan saya gak bakal salah mengoperasikannya. Seperti yang seharusnya, saya buka mesin cuci, masukkan baju dan tutup lagi. Buka tempat sabun, masukkan detergen dan tutup lagi. Tekan tombol power setelah itu tombol start. Terdengar suara air mengucur dan mesin berputar. Berarti oke dong dan kamipun masuk kamar untuk istirahat.

Setengah jam kemudian sambil ke kamar mandi, istri tanya apa mesin cucinya jalan, kok gak ada suara. Saya cek benar aja mati. Tombol powernya gak nyala. Saya tekan lagi tombol power tapi tetap gak nyala. Tekan semua tombol, sami mawon, gak ngaruh. Alamak, ini berarti nyuci konvensional lagi nih.

Apa boleh buat, apapun yang terjadi show must go on, atau tepatnya wash must go on. Kali ini saya gak perlu ember karena wastafel dapur ada tutup jalan airnya. Saya tutup, isi air, taroh pakaian dan kasih deterjen, ucek-ucek dikit dan kemudian diperas pakai tangan. Jemurnya gimana? Gak usah, kan besok pagi sudah akan pindah ke kamar 35 euro. Jadi cucian basah disimpan di kantong plastik saja. Total ada dua kantong plastik kresek besar.

Besok pagi ternyata gak bisa langsung pindah ke kamar 35 euro karena masih ada orangnya. Paling bisanya cek in jam 14. Jadilah koper dan pakaian basah dalam dua kantong kresek besar dititip di ruang resepsionis. Perlu dicatat bahwa Quarter Palace Apartments ini aneh sekali. Kamar 49 euro, kamar 35 euro dan ruang resepsionis berada di tiga gedung yang terpisah, masing-masing berjarak sekitar 100m. Jadi tolong dibayangkan seperti ini. Tadi malam kita datang dengan mengotong-gotong koper dari perhentian shuttle bandara ke Don Leone Restaurant sekitar 100m. Dari sini menggotong-gotong koper lagi ke kamar 49 euro sejauh 100 meter juga. Sekarang pagi ini menggotong koper plus cucian basah dari kamar 49 euro ke kantor resepsionis sejauh 200 meter. Nanti sore kami akan gotong koper dan cucian basah lagi dari kantor resepsionis ke kamar 35 euro sejauh 100 meter lagi.

Petugas resepsionis melihat cucian basah kita, tapi dia gak komen. Mungkin dalam hatinya bilang, ini orang kok ndeso amat, pindah-pindah bawa cucian basah di kantong kresek. Jadi kami tinggalkanlah koper dan baju basah itu di kantor dia, lalu kami keluar jalan-jalan lihat Budapest. Jam 17 kami balik ke kantor resepsionis, gotong koper dan cucian basah sejauh 100 meter ke kamar 35 euro dan barulah kami bisa cek in dan masuk kamar.

Kali ini saya beruntung karena banyak sekali yang bisa dibudidayakan untuk menggantung baju. Ada beberapa heater ruangan yang bisa dipakai untuk menghamparkan baju. Hanger juga banyak sehingga baju bisa digantung di mana-man. Jadi lumayanlah.
Lesson learned, ternyata negara eropa gak selamanya sempurna. Saya sudah ketemu satu mesin drier di Helsinki dan satu mesin cuci di Budapest yg tidak bisa berjalan baik (walau masih ada kemungkinan, apa saya yang salah mengoperasikan).

Artikel Terkait