Traveling Turki kali ini adalah kunjungan kedua saya ke Turki sedangkan bagi istri saya adalah kunjungan ketiganya. Seharusnya ini juga kunjungan ketiga bagi saya namun saya tidak ikut waktu dia ke Turki pada Februari 2022.
Saat itu saya tidak ikut karena masih ragu dengan situasi pandemi. Beberapa teman yang ke Turki bulan sebelumnya mengalami prosedur karantina yang tidak enak. Ada yg dipaksa karantina di hotel dengan biaya sendiri dan dengan rate yang tidak bersahabat. Ada yang minta ditempatkan di Wisma Atlet namun terpaksa dengan cara ngotot. Akhirnya malah ditelantarkan berjam-jam sampai dini hari di bandara.
Berbagai cerita-cerita tersebut membuat saya jadi tidak berminat traveling ke Turki saat itu. Biarlah saya ikut tahun depannya saja karena ini adalah program rutin SMPIT Plus Cordova yang dikelola istri saya.
Tahun sebelumnya kunjungan hanya ke Turki saja. Tapi karena ada penawaran ke Dubai juga dengan tambahan biaya yang relatif ekonomis maka tahun ini ditambahkan dengan Dubai juga.
Triknya adalah dengan memperpanjang waktu transit di Dubai hampir 24 jam sehingga bisa digunakan untuk city tour. Tiket hanya dibeli satu kali namun dapat dipakai untuk traveling di dua negara, Uni Emirat Arab dan Turki.
Kunjungan siswa SMPIT Plus Cordova ke Turki ini sebelumnya sempat juga dikritisi orang. Sempat dipertanyakan kenapa harus ke Turki dan bukan hanya ke daerah lain di Indonesia saja. Lalu juga ada saran kenapa tidak melakukan kegiatan bertani saja misalnya daripada hanya berjalan-jalan ke Turki. Intinya lebih baik dalam negeri saja daripada biaya mahal ke luar negeri.
Pertanyaan-pertanyaan di atas dapat dijawab dengan penjelasan tentang filosofi pendidikan yang diterapkan di Cordova yakni pembangunan karakter. Karena itu nama panjang sekolahnya adalah Sekolah Dasar Berkarakter SDIT Plus Cordova.
Pembinaan karakter menjadi dasar seluruh kegiatan. Bagaimana agar terbentuk karakter yang baik seperti tangguh, mandiri, percaya diri, jujur, disiplin dan berbagai karakter baik lainnya. Setelah itu barulah ditambahkan dengan wawasan internasional sehingga mereka akan tumbuh dengan karakter Islam yang kuat dengan wawasan global.
Siswa Cordova ada kegiatan bertani dengan tinggal di desa Gagot selama satu bulan penuh. Mereka mempraktikkan langsung bertani dan beternak di sawah dan ladang dan benar-benar hidup layaknya petani.
Untuk siswa SMP kegiatan belajar mengajar tidak hanya dilakukan di sekolah sebagaimana jamaknya sekolah lain. Tapi ada masanya mereka tinggal di boarding sekolah selama tiga bulan dan mengikuti kegiatan akademis dari asrama. Di sini mereka dididik karakter mandiri dengan jauh dari keluarga.
Wawasan mereka masih diperluas lagi dengan program tinggal di pesantren tradisional selama sebulan penuh juga. Mereka akan merasakan keterbatasan hidup di pesantren seperti kesulitan air bersih, makanan yang terbatas dan sarana dan prasarana yang sangat tidak memadai. Mereka jadi melihat dan merasakan sendiri ada sistem pendidikan lain yang berbeda dengan sekolah mereka yang dalam tanda kutip sebenarnya sangat nyaman dibanding pesantren tradisional.
Ada juga masanya mereka mengikuti pendidikan survival di alam. Selama sebulan penuh mereka tinggal di dalam tenda di lapangan area perkemahan sekitar hutan. Melakukan berbagai kegiatan survival dan skill kehidupan.
Ada pembinaan karakter wirausaha dengan kegiatan yang namanya Look At Me. Mereka belajar berdagang dengan turun langsung ke pasar menawarkan dagangan mereka.
Setahun sekali ada kegiatan Hari Segitiga. Ini adalah hari besar bagi sekolah di mana semua siswa, guru dan orang tua hadir semua. Biasanya akan ada pertunjukan performance yang melibatkan dan menampilkan seluruh siswa di hadapan seluruh orang tua.
Untuk wawasan global mereka dibekali dengan pendidikan bahasa Inggris. Mereka belajar intensif bahasa Inggris selama satu bulan penuh juga di kampung Inggris di Pare dan Bandung.
Tentu saja semua kegiatan di atas tidak melupakan program utama sekolah yang berbasiskan pendidikan Islam. Justru pendidikan Islam adalah dasar utama dan segala-galanya. SDIT Plus Cordova adalah pelopor penggunaan metode Ummi dalam pelajaran Al Quran di Cikarang yang lalu diikuti oleh sekolah-sekolah lain.
Pendidikan Al Quran mendapatkan porsi utama dalam jadual harian sekolah. Karena itu alumni Cordova dipastikan dapat membaca Al Quran dengan baik sesuai kaidah-kaidah makhrojul huruf yang benar, tajwid dan bahkan juga ghorib. Ada juga program tahfidz yang membuat mereka hafal Al Quran beberapa juz saat menyelesaikan pendidikan di Cordova.
Sebagai sebuah sekolah yang menginduk ke Kemendikbud maka tentu saja pendidikan kognitif juga menjadi prioritas. Mereka disiapkan untuk dapat dan mampu melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Alhamdulillah anak bungsu saya laki-laki adalah contoh produk Cordova dengan penguasaan agama dan kognitif yang baik. Saat SMA dia sudah hafal beberapa juz dengan bacaan yang baik sehingga ditunjuk jadi salah satu imam sholat di sekolah boardingnya. Setelah lulus SMA dia diterima di Universitas Teknologi Johor Malaysia, jurusan Teknik Industri ITS dan Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara ITB. Dia memilih yang terakhir ini dan sekarang duduk di semester 6.
Selain contoh anak saya maka tentu saja masih banyak alumni Cordova lain yang telah membuktikan pencapaian kognitif mereka. Ada yang melanjutkan SMAnya di Turki, ada yang diterima di Fakultas Kedokteran UGM dan Trisakti dan berbagai pencapaian lainnya.
Tulisan panjang ini dibuat untuk menjawab suara-suara kritis yang mempertanyakan kegiatan sekolah Cordova yang seolah-olah luar negeri oriented. Semasa SD mereka melakukan perjalanan tiga negara Singapore, Malaysia dan Thailand. Semasa SMP mereka berkunjung ke Dubai dan Turki.
Saya ingin menyampaikan bahwa jauh sebelum program luar negeri maka mereka sudah berkutat dulu dalam berbagai program peningkatan skill berbasis budaya lokal Indonesia. Mulai dari bertani, wirausaha, kehidupan pesantren, survival di alam dan lain-lain seperti dijelaskan panjang lebar di atas.
Dengan demikian mereka nyaris sudah mengenal semua aspek dan skill kehidupan domestik sebelum meningkatkan ke wawasan internasional.
Bersambung