4. Waktu yang Membingungkan

4. Waktu yang Membingungkan

Secara harfiah saya benar-benar melakukan perjalanan mengelilingi bumi pada traveling pertama saya ke Amerika tahun 2022. Karena bumi ini bulat maka jika kita berjalan terus ke arah barat maka kita akan sampai lagi di titik awal. Jika bumi ini datar maka jika kita berjalan terus ke barat akan sampai di pinggir bumi. Jika mau balik pulang maka kita harus balik ke timur lagi.

Tapi waktu itu saya berjalan terus ke arah barat tanpa pernah berbalik ke arah timur sama sekali. Pertama dari Jakarta ke Doha, Qatar dan terus non stop ke arah barat melintasi samudra Atlantik dan sampai di New York. Dari New York masih terus ke barat menuju Chicago, Las Vegas dan San Francisco. Dari San Francisco berjalan lagi ke Tokyo dan lanjut terus ke barat sampai akhirnya sampai lagi di Jakarta.

Itu benar-benar sebuah perjalanan mengelilingi bumi secara sempurna 360⁰. Tapi dalam perjalanan ke Amerika kali ini saya hanya melakukan perjalanan keliling setengah bumi dan balik lagi setengah bumi atau 2×180⁰.

Itu terjadi karena saya berjalan ke arah timur yakni dari Jakarta ke Tokyo lalu lanjut menyeberangai samudra Pasifik dan sampai di New York. Setelah itu bukan terus ke timur melainkan balik lagi ke barat yakni dari New York ke Chicago terus ke Denver dan lanjut ke San Francisco. Dari sini balik lagi ke Tokyo dan terus ke barat sampai di Jakarta. Jadi perjalanan 180⁰ ke timur dan perjalanan balik 180⁰ lagi ke barat.

Saya mengalami waktu sholat yang membingungkan saat berjalan ke arah barat yang mengikuti peredaran semu matahari karena matahari juga berjalan dari timur ke barat. Waktu itu saya berangkat dari San Francisco jam 12.05 waktu Amerika. Tiba-tiba jam 14 sudah masuk maghrib dan sayapun sholat jamak qoshor Maghrib dan Isya. Lalu saya tidur karena sudah malam. Jam 21 saya terbangun dengan maksud mau sholat Subuh.

Saya memperkirakan subuh jam 21 karena jarak maghrib ke subuh adalah sekitar 10 jam. Jika maghrib jam 14 maka subuh tentu jam 24. Namun karena kita mengikuti arah matahari ke barat maka tentu subuh lebih cepat sebagaimana maghrib hanya 2 jam setelah zuhur. Jadi saya menduga subuh jam 21.

Saya buka jendela pesawat untuk melihat apakah fajar subuh sudah terlihat. Alangkah kagetnya saya melihat di luar sudah terang benderang dan matahari ada di atas. Ini sih bukannya waktu subuh lagi tapi sudah waktu zuhur. Mau tidak mau terpaksalah saya mengerjakan sholat Subuh di waktu zuhur.

Dua setengah jam kemudian atau jam 23.30 kami sudah landing di Tokyo. Saya cek jam lokal Jepang adalah 16.30. Artinya benar tadi sudah zuhur karena sekarang sudah sore saat kami sampai di Jepang.

Waktu sholat yang membingungkan juga terjadi dalam perjalanan kali ini yang ke arah timur. Saya sholat jamak qoshor Maghrib dan Isya di bandara Haneda jam 18.30 hari Sabtu tanggal 4 Mei. Jam 01.30 saya lihat dari jendela pesawat fajar subuh sudah kelihatan sehingga saya sholat subuh.

Ini membingungkan karena ini masih hari Sabtu tanggal 4 Mei. Padahal saya sudah sholat Subuh pada hari Sabtu tanggal 4 Mei di Jakarta. Tapi sekarang saya sholat Subuh lagi sehingga saya sholat Subuh dua kali dalam sehari.
Nanti jika matahari sudah tinggi maka saya akan sholat jamak qoshor Zuhur dan Ashar. Sama seperti subuh tadi maka saya sholat Zuhur dan Ashar dua kali juga dalam sehari.

Saya tidak bisa memastikan zuhur jam berapa sehingga saya menunggu dan melewatkan siang agak lama. Tapi anehnya saat di New York sudah jam 20 tapi di luar masih terang benderang. Padahal kami sudah lama di atas udara Amerika. San Francisco sudah lama dilewati.

Dari map di pesawat saya perkirakan kami sudah di atas Minnesota. Tapi begitulah, di luar masih terang benderang tanpa menunjukkan gejala akan sore hari. Lalu saya memutuskan untuk sholat jamak qoshor Zuhur dan Ashar sekarang saja.
Begitu juga nanti saat saya sholat Maghrib dan Isya saat pesawat sudah mendekati New York. Itu adalah sholat Maghrib dan Isya saya yang kedua sepanjang hari Sabtu tanggal 4 Mei ini.

Di atas adalah fenomena waktu sholat saat kita berjalan ke timur melawan arah gerakan semu matahari yang justru berjalan ke barat. Lalu ada lagi fenomena waktu lokal saat keberangkatan dari Tokyo dan saat kedatangan di New York.

Perjalanan Tokyo – New York sejatinya ditempuh dalam waktu 13 jam. Tapi secara hari dan tanggal hanya ditempuh dalam 10 menit saja. Itu karena saya berangkat dari Tokyo jam 22.45 hari Sabtu tanggal 4 Mei dan sampai di New York jam 22.55 hari yang sama yakni Sabtu tanggal 4 Mei juga. Berarti hanya 10 menit saja bukan?

Bersambung

Artikel Terkait