9. Masih Tetap Ada Drama
Saya sangat sering menyampaikan bahwa saya cenderung untuk menyediakan waktu yang lapang untuk cek in di bandara. Jika terjadi apa-apa yang tidak kita perkirakan maka masih ada spare waktu untuk mengatasinya. Tapi jika tidak terjadi apa-apa maka kita jadi menghabiskan waktu yang panjang di bandara.
Saya selalu menerapkan hal ini saat traveling dengan istri. Saya juga menerapkannya saat jalan bersama rombongan walau mungkin ada yang menganggap terlalu berlebihan. Apa lagi jika tidak ada kejadian apa-apa.
Tapi saya tetap berpandangan lebih baik berlebihan daripada benar-benar ketinggalan pesawat. Jika sudah ketinggalan maka yang ada hanya penyesalan kenapa tadi tidak menyediakan spare waktu yang cukup.
Saya pernah mengalami dua-duanya. Pernah terkena masalah sehingga spare waktu yang ada sangat membantu. Sering juga tidak ada masalah sehingga waktu menunggu di bandara sangat lama.
Hari ini kami akan terbang dari New York ke Buffalo. Pesawat akan take off jam 09.15. Saya menargetkan sudah sampai di bandara 3 jam sebelumnya atau jam 6. Untuk itu kami harus bangun sebelum jam 4 untuk siap-siap agar jam 5 teng sudah berangkat.
Rombongan ada 10 orang. Kami akan pesan 2 mobil Uber XL yang kapasitas 6 penumpang. Yang punya aplikasi Uber hanya dua orang sehingga kami berbagi tugas untuk order.
Yang satu bisa dengan cepat melakukan pesanan dan sekarang tinggal klik ok saja. Tapi aplikasi Uber saya malah bermasalah. Dia hanya berputar-putar saja tanpa bisa menginput tujuan. Baik pakai Wifi maupun pakai paket data namun tetap tidak bisa melakukan order.
Karena selama sekian menit tidak bisa juga maka saya minta tolong seorang lagi untuk download aplikasi Uber sambil saya terus mencoba. Setelah hampir 15 menit tanpa hasil akhirnya titik tujuan muncul juga di aplikasi dan sayapun bisa order tujuan bandara JFK.
Kami berangkat dari rumah jam 05.15. Karena jalanan masih sepi dan sopirnya membawa mobil cukup kencang maka hanya dalam 30 menit kami sudah sampai di bandara.
Cek ini dilakukan secara mandiri di mesin cek in. Setelah itu ada antrian yang panjang sekali untuk pemeriksaan X Ray.
Biasanya pemeriksaan penerbangan domestik tidak seketat penerbangan internasional termasuk soal membawa air. Tapi ini ternyata beda. Pemeriksaannya sama atau bahkan melebihi penerbangan internasional karena bahkan sepatupun harus dilepas.
Yang mengagetkan saya adalah tentang air. Biasanya jika tidak boleh membawa air maka air itu bisa kita minum di tempat atau ditinggal sama sekali. Setelah itu kita akan dibolehkan untuk terus masuk ke dalam.
Tapi di JFK ini beda sekali. Kita boleh meminum habis atau dibuang tapi itu harus dilakukan di luar. Setelah itu kita harus masuk lagi bersama koper kita untuk diperiksa lagi.
Mau tidak mau saya harus keluar. Sebagian saya minum dan sebagian lagi saya buang. Setelah itu masuk antrian lagi padahal antrian sudah panjang sekali.
Saya tentu saja kuatir ketinggalan pesawat. Padahal proses antrian dan pemeriksaan tadi saja sudah memakan waktu satu jam. Apalagi kalau harus memulai dari antrian paling belakang. Tentu akan butuh waktu satu jam lagi.
Karena itu saya coba masuk di antrian agak di depan yang ada petugasnya. Saya katakan tadi sudah diperiksa dan sekarang pemeriksaan yang kedua. Untung dia memperbolehkan saya masuk antrian.
Selanjutnya saya terus ke depan dan minta maaf pada setiap orang di depan saya dengan mengatakan ini adalah cek yang kedua. Seluruh proses ini memakan waktu setengah jam lagi.
Di sinilah beruntungnya saya ada spare waktu yang lapang. Kalau tidak maka ceritanya tentu akan beda lagi. Namun demikian saya tetap tidak habis pikir kenapa saya tidak boleh meminum air atau meninggalkannya di tempat. Kenapa harus dilakukan di luar dan lalu mulai antrian dari awal lagi.
Bersambung