15. Arah Kiblat di Amerika

15. Arah Kiblat di Amerika

Sebagai traveler muslim di negara mayoritas non muslim maka tentu saja kita tidak berharap akan menemukan masjid di sekitar kita berada. Kemungkinan menemukan masjid paling hanya satu berbanding lima puluh.

Bukan berarti tidak ada masjid di luar negeri. Maksudnya di suatu destinasi saat saya ada di sana maka sangat kecil kemungkinan ada masjid atau tempat untuk sholat di sana. Jadi boleh dikata hanya dalam hitungan jari saja saya menemukan masjid atau tempat untuk bisa sholat saat traveling.

Sebenarnya kebutuhan tempat sholat saat traveling hanya untuk sholat jamak qoshor Zuhur dan Ashar saja. Adapun sholat Subuh dan jamak qoshor Maghrib dan Isya bisa dilakukan di tempat penginapan.

Saya hanya di beberapa tempat saja pernah menemukan masjid atau tempat sholat untuk Zuhur dan Ashar. Si Tokyo saya menemukan masjid di Shibuya, tempat sholat di pos polisi di Harajuku dan di resto halal di Asakusa.

Di Seoul saya menemukan masjid di Taewon dan tempat sholat di resto halal di Myeong Dong. Begitu juga tempat sholat di resto halal di Nami Island.

Di New York saya menemukan dua masjid di daerah Manhattan dan salah satunya saya malah bisa sholat Jumat di sana. Ada juga bertemu dua masjid lagi di daerah Queens. Adapun di Eropa saya hanya menemukan masjid di Brussels, Sarajevo dan Kosovo.

Bukan berarti di kota lain tidak ada masjid. Tapi harus disengajakan ke sana seperti saya sengaja datang ke masjid Paris dan masjid Zagreb di Kroasia. Jadi bukan masjid yang ada di tempat saya berada saat itu untuk sholat jamak qoshor Zuhur dan Ashar.
Dengan kondisi di atas maka saya harus pintar-pintar cari lokasi untuk sholat. Tempatnya bisa bermacam-macam seperti di taman, bandara, stasiun, mal, emperan bangunan dan macam-macam lagi. Kriterianya adalah bersih, tidak terlalu mencolok dan tidak banyak orang yang melintas.

Saya selalu membawa kompas untuk menentukan arah kiblat. Kompas itu saya tes cukup cocok dengan arah kiblat di Indonesia karena hanya ada deviasi satu derajat saja. Jadi kompas itupun saya pakai untuk menentukan arah kiblat di mana saja saat traveling.

Yang menarik adalah arah kiblat saya dikoreksi oleh tiga orang yang berbeda di tiga tempat yang berbeda pula saat di Amerika. Pertama setelah selesai sholat di Central Park New York maka saya didatangi seorang laki-laki yang mengatakan arah kiblat yang benar adalah berbalik 180⁰ dari arah saya.

Yang kedua di New Jersey. Kali ini yang mengasih tahu adalah seorang perempuan berjilbab saat istri saya sedang sholat di pojokan mal the Mills at Jersey Garden. Sama seperti di Central Park maka dia mengatakan arah istri saya terbalik.

Terakhir yang ketiga adalah di Denver, Colorado. Saat istri saya sedang sholat di taman samping Union Station Denver maka datang seorang laki-laki. Sama seperti dua orang sebelumnya maka dia mengatakan arah kiblat kami terbalik.

Ini sangat menarik karena semuanya mengoreksi bukan sekedar deviasi beberapa derajat saja tapi berlawanan arah 180⁰. Kenapa semuanya kompak mengatakan berlawanan arah?

Saya jadi ingat rumor yang pernah saya dengar tentang konflik di masjid Al Hikmah. Itu adalah masjid komunitas Indonesia yang berlokasi di Queens New York. Konfliknya adalah tentang penentuan arah kiblat.

Saya tidak tahu apakah rumor ini benar atau tidak. Adapun jika benar maka apakah sudah ditemukan jalan penyelesaiannya.
Dari pengalaman saya dikoreksi oleh tiga orang yang berbeda ini maka saya menduga ada dua mahzab besar arah kiblat di Amerika. Mahzab pertama adalah yang sesuai dengan kompas saya. Mahzab kedua adalah yang berlawanan dengan kompas saya.

Saya menduga jika memang ada maka konflik ini sangat berat. Itu karena arah kiblat yang diperdebatkan benar-benar diametral bertolak belakang 180⁰.

Bersambung

Artikel Terkait