16. Pengalaman Driving
Setelah maju mundur dan ragu-ragu selama sekian waktu maka akhirnya saya memutuskan untuk rental mobil juga. Pertimbangannya adalah bagaimana saya akan tahu bagaimana rasanya driving di Amerika jika tidak dicoba sama sekali.
Dalam rental mobil tidak ada persyaratan harus mengambil asuransi. Asuransi hanya opsi saja yang boleh diambil dan boleh tidak diambil. Tapi demi keamanan maka saya sampai mengambil tiga jenis asuransi yakni kecelakaan, kerugian pihak ketiga dan kerusakan mobil.
Lalu karena saya juga tidak tahu cara mengisi bensin dan sekalian juga mau menghemat waktu tidak usah ke pom bensin maka saya ambil paket BBM bayar di depan. Begitu juga dengan tol, semua sudah otomatis tercover.
Karena hanya berdua istri maka saya bisa mengambil mobil termurah yakni jenis compact car dengan harga total sekitar $140 untuk pemakaian selama 24 jam.
Kami datang ke kantor perusahaan rental mobil Enterprise sekitar jam 10 pagi untuk mengambil mobil. Pemesanan sudah dilakukan on line hari sebelumnya sehingga saya tinggal ambil mobil saja.
Saya baca bismillah dan doa berkali-kali sebelum mulai menjalankan mobil. Istri saya duduk di samping kanan sambil memegang HP untuk melihat google map. Tujuan kami adalah keluar kota yakni ke Mount Blue Sky di daerah Idaho Spring di luar kota Denver.
Awalnya cukup lancar karena google map cukup jelas. Tapi setelah mulai bertemu perempatan dan persimpangan jalan maka mulailah drama itu. Istri saya tidak biasa dengan google map sementara saya harus konsentrasi melihat jalan.
Selain kagok dengan setir kiri maka saya juga harus hati-hati dengan jalur jalan. Selalu ada rambu bertuliskan Right Lane Must Turn Right ataupun Left Lane Must Turn Left. Jadi jika kita sudah telanjur di kiri atau kanan maka kita tidak bisa terus lurus padahal kita mau lurus.
Maka terjadilah berkali-kali seharusnya lurus namun saya terpaksa belok kiri atau kanan karena sudah telanjur di lane yang salah. Belum lagi saat ragu-ragu ketika jalan bercabang dua. Suara klaksonpun mobilpun terdengar dari belakang.
Mobil setir kiri serba berkebalikan dengan mobil setir kanan. Kita sudah terbiasa bahwa tuas lampu sein ada di sebelah kanan dan tuas wiper di sebelah kiri setir. Padahal di mobil setir kiri adalah kebalikannya. Jadilah sering sekali saat saya bermaksud menyalakan sein malah yang bergerak adalah wiper kaca depan.
Setelah berkali-kali salah lane dan salah jalan akhirnya saya bisa juga masuk tol. Ada perasaan sedikit lega karena tidak lagi tertekan dengan memilih lane, perempatan dan jalan yang bercabang.
Tapi di tol ada lagi tantangan lain. Selain ada batas kecepatan maksimum yang umumnya 60 mil/jam maka ada juga batas kecepatan minimum 40 mil/jam. Padahal saya cenderung jalan di bawah 40 mil/jam karena ragu-ragu jika ada jalan bercabang. Dan akhirnya terjadi juga di mana di sebuah cabang kami malah exit keluar tol padahal belum waktunya.
Karena sudah telanjur keluar tol maka tentu saja kami harus masuk lagi. Kembali kasus di awal terulang lagi di mana saya salah lane harusnya lurus malah belok atau sebaliknya. Butuh waktu sekitar 15 menit sebelum akhirnya kami kembali berhasil masuk tol lagi.
Saya mulai tenang dan santai setelah sampai di luar kota dan keluar tol. Sekarang kami masuk di jalan yang lurus saja tanpa ada perempatan dan percabangan menuju destinasi. Apalagi jalanan sangat sepi sehingga saya benar-benar bisa driving dengan santai.
Sekarang kami bisa menikmati pemandangan kiri dan kanan. Bisa mengambil gambar dan video saat driving. Pokoknya santai sekali.
Saat bertemu spot yang menarik maka kami berhenti sejenak untuk mengambil foto-foto. Pokoknya kami benar-benar santai di luar kota ini. Terasa benar enaknya driving sendiri karena kita bebas mau berhenti di mana saja dan mau berapa lama.
Ketegangan muncul lagi saat kami balik ke Denver. Kami kembali salah exit dan butuh perjuangan panjang untuk bisa kembali masuk tol. Begitu pula saat sudah keluar tol, kegagapan yang sama muncul lagi. Wiper mobil kembali bergerak saat saya bermaksud menyalakan lampu sein.
Itulah pengalaman di hari pertama driving di Amerika. Adapun hari kedua maka kami harus mengembalikan mobil jam 10 sambil drop koper ke penginapan yang baru karena kami pindah penginapan ke down town kota Denver.
Saya kelewatan saat mau drop koper. Penginapan ada di sebelah kiri sementara saya sudah telanjur di lane kanan. Daripada susah putar-putar lagi maka saya bermaksud akan berhenti di suatu tempat lalu membawa koper dengan jalan kaki saja.
Tapi tidak ada tempat untuk berhenti sama sekali. Sepanjang jalan hanya ada metered parking atau rambu dilarang parkir sama sekali. Saya tidak tidak bisa parkir karena tidak tahu cara membayar metered parking di mesin parkir.
Kami jalan terus dan terlihat tulisan public parking. Saya juga tidak tahu cara membayarnya namun daripada semakin jauh dari penginapan maka kami memutuskan masuk saja. Nanti dipikirkan lagi cara membayarnya.
Sayapun memarkir mobil dan selanjutnya menyeret koper sekitar 200 m ke lokasi penginapan. Tadinya hanya mau drop koper saja karena cek in baru bisa jam 14. Tapi ternyata kamar sudah siap dan kami boleh cek in langsung jam 9 ini.
Selesai cek in kamipun balik ke mobil. Seperti sudah diduga maka tidak ada petugas atau orang yang bisa ditanyakan di sana. Akhirnya saya nekat minta tolong pada seorang laki-laki yang kebetulan lewat untuk membantu saya membayarkan ongkos parkir.
Alhamdulillah orangnya baik dan mau membantu. Pertama saya harus memasukkan plat nomor dulu. Setelah itu pilih waktu parkir. Kemudian ada perintah insert credit card. Masukkan PIN dan jadilah saya membayar $10 atau 160.000 untuk parkir kurang dari satu jam.
Sekarang tantangan kedua adalah mengembalikan mobil ke tempat saya mengambilnya kemarin di 2255 Broadway. Kami mengikuti google map lagi.
Kami sudah mendekati tujuan ketika saya salah belok lagi. Begitu salah maka kami terlempar menjauh. Tidak mudah untuk berbalik lagi karena banyaknya jalan searah. Saya juga tdk bisa berhenti sejenak untuk mencermati google map karena tidak memungkinkan berhenti sejenak di pinggir jalan.
Akhirnya saya menemukan juga tempat untuk berhenti sejenak karena saya sudah nyasar masuk ke area pemukiman. Setelah mengamati google map maka kami jalan lagi. Tapi hasilnya sama saja, kami tetap saja putar-putar tanpa hasil.
Saya stress dua kali karena mobil harus dikembalikan jam 10 sedangkan ini sudah jam 10.30. Padahal sebelumnya sudah stress saat berkendara di jalan raya. Saya sudah berpikir akan parkir saja di suatu tempat lalu berjalan kaki ke kantornya dan minta dia ambil mobil di tempat saya parkir ketika tiba-tiba kami sudah mendekati kantor tersebut.
Kami berada di posisi seberangnya dan ada garis kuning marka jalan yang tidak boleh dilewati. Tapi jika saya mematuhi marka maka pasti akan mutar-mutar lagi dan semakin stress lagi. Jadi akhirnya marka jalan tersebut saya terobos saja dan langsung masuk ke halaman.
Saya menarik nafas lega akhirnya sampai juga di kantor tersebut dengan selamat. Istri saya jauh lebih lega lagi karena dia jauh lebih stress melihat saya membawa mobil sejak tadi. Jadilah kami mengucapkan alhamdulillah berkali-kali karena akhirnya selamat juga. Tinggal menunggu email surat tilang saja karena entah sudah berapa kali saya melanggar aturan lalu lintas sejak kemarin dan hari ini.
Bersambung